Fenomena Bekaswiss Bikin Bekasi Dingin: BMKG Buka Suara
Warga Bekasi dikejutkan dengan suhu udara yang terasa lebih dingin dari biasanya dalam beberapa hari terakhir. Cuaca sejuk ini ramai diperbincangkan di media sosial dengan sebutan ‘Bekaswiss’, plesetan dari Bekasi dan Swiss, untuk menggambarkan kondisi Bekasi yang biasanya panas kini terasa seperti kota sejuk di Eropa.
Unggahan tentang termometer yang menunjukkan suhu 20-22 derajat Celsius di pagi hari viral di X dan Instagram, mengundang komentar warganet yang mengaku menikmati “bonus” udara dingin ini meski hanya sesaat.
BMKG Buka Suara, Ini Penjelasannya
Menanggapi fenomena ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akhirnya angkat bicara. Kepala BMKG Bekasi menjelaskan bahwa suhu yang lebih dingin ini terjadi karena faktor musim kemarau dan kondisi langit cerah pada malam hari, sehingga radiasi panas bumi pada malam hingga dini hari terlepas dengan cepat ke atmosfer.
“Fenomena ini biasa terjadi saat puncak kemarau. Saat malam cerah dan tidak ada awan, panas yang tersimpan pada siang hari terlepas dengan cepat sehingga suhu udara di permukaan turun lebih rendah dari biasanya,” ujar BMKG Bekasi.
BMKG juga menyebutkan bahwa fenomena suhu dingin ini akan terjadi selama periode kemarau berlangsung, terutama pada dini hari hingga pagi hari, sebelum kembali hangat menjelang siang.
Suhu Bisa Turun Hingga 18 Derajat
Data BMKG menunjukkan suhu udara di Bekasi dalam beberapa hari terakhir berkisar antara 18 hingga 22 derajat Celsius pada dini hari, jauh lebih rendah dibanding suhu normal Bekasi yang biasanya berkisar 25-27 derajat Celsius.
Meski demikian, BMKG menekankan bahwa fenomena ini tidak berbahaya dan merupakan kondisi wajar saat puncak musim kemarau di wilayah Jawa Barat, termasuk Bekasi.
Warga Diminta Tetap Waspada
Meski udara dingin terasa menyenangkan, BMKG mengimbau warga Bekasi untuk tetap menjaga kondisi tubuh saat beraktivitas di pagi hari agar tidak mudah terserang penyakit akibat perubahan suhu.
“Pastikan tetap memakai jaket atau pakaian hangat saat keluar rumah pada pagi hari, terutama untuk anak-anak dan lansia,” saran BMKG.
Selain itu, BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga kewaspadaan terhadap potensi kebakaran lahan saat musim kemarau, karena udara kering dan angin kencang dapat memicu titik api dengan cepat.
Nikmati ‘Bekaswiss’ dengan Tetap Bijak
Fenomena ‘Bekaswiss’ yang bikin Bekasi mendadak dingin ini menjadi momen langka dan menyenangkan bagi warga, memberi suasana berbeda di tengah rutinitas wilayah yang biasanya panas. Namun, masyarakat diimbau tetap menjaga kesehatan dan memanfaatkan momen ini untuk beraktivitas dengan nyaman, sembari tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem lainnya selama musim kemarau.
Jadi, jika Anda bangun pagi dan merasa Bekasi seperti Swiss, nikmati udara sejuknya selagi bisa, karena begitu matahari mulai naik, Bekasi akan kembali pada kehangatannya seperti biasa.